Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Istilah-Istilah Umum dalam Kultur Jaringan Tanaman

Dalam artikel ini disajikan daftar istilah yang sering digunakan dalam perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, istilah ini dapat membantu pemula dan profesional memahami konsep-konsep dasar dalam kultur jaringan. 

Dengan penjelasan yang jelas dan ringkas, artikel ini memberikan panduan praktis untuk mengenal dan menggunakan istilah-istilah tersebut dalam konteks kultur jaringan tanaman. Dengan demikian, artikel ini berfungsi sebagai sumber referensi yang berguna bagi siapa saja yang tertarik dalam bidang ini.

  • Eksplan: Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan awal dalam kultur jaringan. Eksplan dapat berupa tunas muda, ujung tunas, daun, kambium, atau bagian lain dari tanaman yang memiliki potensi regenerasi.

  • Kalus: Massa jaringan yang terbentuk dari sel-sel meristem yang terdiferensiasi secara in vitro. Kalus digunakan sebagai sumber material untuk multiplikasi atau diferensiasi menjadi tanaman yang lengkap.

  • Inisiasi Kalus: Proses induksi atau pembentukan kalus dari eksplan yang ditempatkan pada media kultur yang mengandung zat pengatur tumbuh tertentu. Tujuan inisiasi kalus adalah untuk merangsang pertumbuhan dan proliferasi sel-sel tanaman.

  • Multiplikasi Kalus: Proses perbanyakan massal kalus melalui subkultur atau pemindahan ke media kultur yang baru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah kalus yang tersedia untuk tahap selanjutnya.

  • Organogenesis: Proses diferensiasi sel-sel kalus menjadi organ tanaman seperti tunas, akar, atau daun. Organogenesis penting untuk menghasilkan tanaman yang lengkap dari eksplan yang dimulai dari kalus.

  • Aklimatisasi: Proses penyesuaian tanaman yang telah tumbuh melalui kultur jaringan dengan lingkungan luar. Tanaman harus secara bertahap disesuaikan dengan kondisi lingkungan baru agar dapat tumbuh dengan baik setelah ditanam di lapangan.

  • Zat Pengatur Tumbuh: Senyawa kimia yang ditambahkan ke media kultur untuk mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi sel dalam kultur jaringan. Contohnya adalah auksin dan sitokinin yang sering digunakan dalam kultur jaringan tanaman untuk menginduksi pembentukan akar atau tunas.

  • Subkultur: Proses pemindahan eksplan atau kalus dari media kultur yang sudah tua ke media kultur yang baru. Subkulturing dilakukan untuk memperbaharui nutrisi dan lingkungan pertumbuhan bagi eksplan atau kalus.

  • Kontaminasi: Keberadaan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau virus yang tidak diinginkan dalam kultur jaringan. Kontaminasi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta menyebabkan kegagalan dalam kultur jaringan.

  • Media Kultur: Campuran nutrisi yang mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam kultur jaringan. Media kultur dapat berupa padat (agar) atau cair (larutan) dan mengandung garam, gula, vitamin, dan zat pengatur tumbuh.

  • Pemisahan Embrio Zigotik: Proses pemisahan embrio zigotik yang berkembang dalam biji menjadi eksplan-e eksplan kecil yang dapat digunakan dalam kultur jaringan. Metode ini memungkinkan perbanyakan massal tanaman dari biji dengan menggunakan embrio sebagai eksplan.

  • Mikropropagasi: Metode perbanyakan tanaman secara massal melalui kultur jaringan dengan memanfaatkan kemampuan regenerasi dan multiplikasi sel-sel tanaman. Mikropropagasi memungkinkan penghasilan jumlah tanaman yang lebih besar secara cepat.

  • Genotipe: Kombinasi genetik yang dimiliki oleh organisme. Dalam kultur jaringan tanaman, genotipe eksplan dapat mempengaruhi respons terhadap kondisi kultur, tingkat keberhasilan perbanyakan, dan kualitas tanaman yang dihasilkan.

  • Kallus Organogenik: Kalus yang memiliki potensi diferensiasi menjadi organ tanaman tertentu, seperti tunas, akar, atau daun. Kallus organogenik penting dalam menghasilkan tanaman yang lengkap melalui organogenesis.

  • Medium Induksi Akar: Media kultur khusus yang dirancang untuk menginduksi pembentukan akar pada eksplan. Medium ini mengandung zat pengatur tumbuh dan nutrisi yang mendukung perkembangan sistem akar.

  • Kultur Suspensi: Kultur jaringan yang dilakukan dengan menggunakan sel-sel atau kalus yang berada dalam keadaan terdispersi di dalam medium cair. Kultur suspensi digunakan untuk perbanyakan massal dan produksi metabolit sekunder.

  • Histologi Tanaman: Studi struktur dan fungsi jaringan tanaman menggunakan metode mikroskopi. Histologi tanaman dapat digunakan untuk memahami respons jaringan tanaman terhadap kondisi kultur jaringan.

  • Cryopreservation: Proses penyimpanan jaringan tanaman pada suhu sangat rendah, biasanya menggunakan nitrogen cair, untuk mempertahankan keberlanjutan genetik dan kehidupan tanaman. Cryopreservation digunakan untuk mempertahankan koleksi genetik tanaman yang langka atau terancam punah.

  • Regenerasi Adventif: Proses pembentukan tunas, akar, atau organ tanaman lainnya dari jaringan yang tidak biasa atau tidak terdiferensiasi. Regenerasi adventif dapat terjadi pada kallus, eksplan, atau bagian tanaman lainnya yang mengalami perubahan fisiologis.

  • Bioreaktor: Alat atau sistem yang digunakan untuk mengkultur jaringan tanaman dalam skala besar. Bioreaktor menciptakan kondisi yang diatur secara ketat, termasuk suhu, kelembaban, aerasi, dan nutrisi, untuk mendukung pertumbuhan dan perbanyakan tanaman secara efisien.